Cerita Pendek: Kasih Sayang Kakak Kepada Adik
1 Comments
Disuatu
kampung yang jauh disana belum tercemar
oleh polusi, jauh dari kebisingan dan jauh dari perkotaan. Ada kakak beradik yang hidup dengan cinta dan kasih yang sangat
mendalam terhadap satu sama lainnya,mereka hidup dari keluarga yang sangat
sederhana, tidak kaya maupun tidak miskin,namun kondisi perekonomian keluarga
ini sangat pas-pasan,bahkan masih sering
kurang untuk mencukupi kehiduan sehari-hari keluarganya.
Dengan kondisi keluarga yang
seperti ini, kedua kakak beradik itu saling melengkapi satu sama lainnya,Jika
sang kakak yang bernama Ica hari ini mendapatkan jatah, maka si adik Ima tidak mendapatkan jatah, begitupun sebaliknya. Jatah itu bias
berupa apa saja, baik jajan makanan atau cemilan,Tidak ada iri hati diantara
mereka,bahkan mereka berdua saling mengalah satu sama lainnya,Bagi mereka
kebahagiaan kakak adalah kebahagiaan adik,begitupun sebaliknya.
Pada suatu hari saat mereka libur
sekolah, Ica dan Ima yang masih bersekolah di kelas 3 dan 2 SMP itu, bermain
dirumahnya, meraka bermain masak masakkan. Mereka menggunakan guci milik ibu
sebagai tempat untuk memasak,lalu tanpa sengaja Ica menjatuhkan guci tersebut
sehinga pecah, mereka sangat yakin hal ini akan membuat Ibu marah besar,tanpa
membereskan pecahan guci tersebut Ica dan Ima langsung masuk kekamar dan saling
berpelukkan karena ketakutan.
Tidak lama kemudian Ibu pulang dari pasar dan ibu terkejut
melihat gucinya telah pecah,langsung Ibu memanggil Ica dan Ima.
”Ica!!
Ima!!! Siapa yang memecahkan guci Ibu ?”
teriak Ibu. Lalu Ica dan Ima keluar dari kamar untuk menghampiri Ibu.
“Siapa yang
sudah memecahkan guci itu nak?”tatap ibu dengan tajam.
Mereka kompak untuk diam dan
tidak memberi tahu ibu karena mereka tahu jika mereka memberitahupun mereka
akan tetap dihukum.
“ Jika tidak ada
yg memberi tahu Ibu akan memberikan hukuman yang berat kepa kalian berdua”
jelas Ibu.
Dengan penuh ketakutan Ima
mengaku bahwa dia yang telah memecahkan guci itu,”Ima yang telah memecahkan
guci itu bu”Ima mengaku dengan takut.
“Mana tanganmu? Bukalah..”
pinta ibu,dengan keras Ibu memukul tangan Ima”Bug.. bug..”
Ima pun menangis dengan keras,
melihat adiknya yang dihukum oleh Ibu,Ica pun masuk kekamar dan menangis karena
tak kuasa melihat adiknya yang dihukum Ibu.Begitulah cinta kasih mereka antara
kakak dan adik.
Waktu terus
berjalan,Setelah Ujian Nasional dan Ica lulus SMP,Ica lulus dengan nilai sangat
memuaskan,Ayah dan Ibu mereka sangat bangga dengan mereka,Ica berencana
melanjutkan sekolah ke jenjang SMA, Namun dengan keterbatasan perekonomian
keluarga serta mahalnya biaya sekolah, belum lagi berfikir bagaimana
melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, Ayah dan Ibu berfikir bila Ica
melanjutkan sekolah ke SMA maka mereka tidak sanggup membiayai Ima untuk SMA kelak,begitupun
sebaliknya.
“Kak,
tak apa biar Ima sekolah sampai SMP saja,lanjutkan saja sekolah kakak”,jelas
sang Adik.
“Tidak Ima, kamu
harus tetap lanjut sekolah,kakak yakin masa depan kamu sangat cerah, biarlah
kakak membantu Ayah dan Ibu menafkahi keluarga ini, dan kakak berjanji akan
berusaha untuk menyekolahkan kamu hingga kuliah nanti” Jawab Ica dengan haru.
Mulanya Ima menolak keras untuk
melanjutkan sekolahnya ke SMA, dia ingin kakaknya yang meneruskan
sekolahnya,namun Ima akhirnya mengerti akan harapan kakaknya begitu besar terhadap
dirinya. Dan Ima pun mau meneruskan sekolahnya.
Kini Ica ingin membantu mencukupi
kebutuhan perekonomian keluarganya,dia berencana ingin pergi kekota untuk
bekerja,namun iya sadar Ijazah SMP tidak akan berguna untuk melamar kerja,
karena iya sadar maka iya berencana ingin bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga
atau Pengasuh.
Akhirnya setelah mendapatkan
restu dari kedua orang tuanya,semingggu setelahnya iya pergi ke kota untuk
mencari pekerjaan.Singkat cerita, masuklah Ica ke yayasan tempat pengasuh,Ica
betul-betul bekerja keras mengais rejeki, pindah kerja kesana kemari,suatu hari
ada seseorang yang menawarkan Ica sebuah pekerjaan dengan gaji yang cukup
besar,tanpa berfikir panjang Ica menerima pekerjaan tersebut.
Tanpa dia sangka pekerjaan itu
adalah menemani pria –pria berhidung belang, pekerjaan ini benar-benar
bertentangan dengan hati Ica. Beginilah kehidupan dikota, begitu banyak orang
seperti Ica dengan banyak motifnya. Ica sangat terpukul dengan pekerjaan ini,
iya telah membohongi kedua orang tuanya ,adiknya, dan hatinya sendiri,namun Ica
telah berjanji kepada adiknya dia akan menyekolahkan adiknya hingga keperguruan
tinggi, Ica sadar apa yang dia lakukan adalah dosa besar. Maka itu di sela sela
kesibukannya sebagai pramusyahwat. Ayu masih melaksanakan ibadahnya dan berdoa
menangis kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Tuhan adakah
yang aku kerjakan ini masih mendapat bagian dari pahala?Tuhan aku mohon Engkau
memberikan jawaban, siapakah yang lebih mulia di antara orang yang melacur demi
mendapatkan kemuliaan-MU, ataukah orang yang merampok, korupsi dan menggarong
uang negara untuk melacur? Tuhan, beri aku kesempatan untuk bertobat setelah
selesai tugasku memuliakan keluarga.”
Waktu terus berputar, Tidak
terasa Ima sudah menyelesaikan kuliahnya,dan tiba waktunya Ima untuk wisuda,
Ima lulus dengan pedikat sebagai mahasiswi teladan, dihari saat Ima wisuda Ica
menghadiri wisuda ima itu, dia duduk dibarisan paling belakang. Saat Nama Ima
dipanggil oleh professor untuk menyerahkan gulungan kertas, Ima dan Ica menangis
haru,Ima melihat Ica dan berlari ke arah
kakaknya tersebut lalu mereka saling berpelukan dan saing menangis haru, Ayah
dan Ibu mereka punada disitu dan mereka sangat senang dan terharu.
“Keberhasilan
sepenuhnya milikmu kakak,gelar ini semua tak sebanding dengan semua
perjuanganmu”,Ucap Ima.
Disini Ica merasa beban
dipundaknya telah hilang,dan iya dapat berjalan tanpa beban kini, Ica dan Ima
kini kembali bersamake rumah mereka,dan Ica telah meninggalkan kehidupannya
yang kelam dan fana itu. Setibanya Ica dirumah ia langsung mengelar sajadah, dengan penuh rasa
malu dan kotor ia bersujud mohon ampun kepada Tuhan,dan iya yakin Tuhan akan
mengampuninya
Sesungguhnya Allah Maha Pemurah,
Maha Penyayang, Maha Pengampun dan menerima taubat.
·
Kesimpulan:
Kesimpulan yang dapat dipahami
dari cerpen ini adalah Kasih sayang seorang kakak yang sungguh besarnya kepada
adiknya yang ia cintai. Berawal dari kesalahan kakak yang membiarkan adiknya
menanggung hukuman karena melindungi kakak yang disayanginya,sang kakakpun merelakan pendidikannya demi adiknya
agar dapat melanjutkan sekolh setinggi-tingginya.
Cinta seorang kakak kepada
adiknya hingga rela menyuramkan masa depannya demi adik dalam meneruskan
pendidikan dengan cara menjajahkan tubuhnya memuaskan nafsu bejad laki laki
hidung belang. Sungguh begitu besar cinta dan kasih saying kakak kepada
adiknya. Semoga cerpen ini dapat
bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi
parapembacanya, Ambillah intisari dari cerpen ini,ambi sisi positifnya,jangan
ambil sisi negatifnya.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete